Oleh oleh belajar online dengan ustadz Dr Adian Husaini, pakar peradaban dan islamicworldview INSISTS
Tahun 1977, ada konferensi pertama pendidikan Islam di Mekkah, kesimpulan dari konferensi ini adalah bahwa masalah terbesar negeri negeri muslim bahkan dunia adalah "the lost of adab", hilangnya adab. Adab ini meliputi adab pada Allah, adab pada Diri, adab pada Alam, adab pada Kehidupan.
Penyebab hilangnya adab adalah para orangtua berhenti mendidik anak anaknya sekaligus berhenti belajar untuk mendidik anak.
Bagi kebanyakan orangtua, jika anak sudah bersekolah apalagi di sekolah Islam, maka merasa tenang dan nyaman karena anaknya sudah menjalani pendidikan dan dianggap sudah beradab, apalagi di sekolah yang full konten agamanya.
Para orang ini lupa bahwa bahwa tugas mendidik dan mengadabkan anaknya adalah di tangan orangtua. Dan masalahnya, mendidik adab memerlukan relasi dan kedekatan kuat, ketelatenan dan keikhlashan setingkat orangtua kandung.
Bagi orangtua yang menyerahkan sepenuh anaknya pada lembaga, perintah wajib mencari ilmu (tholabul ilmu) bagi tiap muslim seolah digantikan wajib mencari sekolah, sehingga para orangtua segera berhenti belajar dan hanya sibuk bekerja saja untuk membayar anaknya bersekolah.
Para orangtua merasa kinilah saatnya bekerja dan berkarir bukan belajar. Kalaupun belajar bukan untuk mendidik anaknya tetapi untuk bisnis dan profesinya. Akibatnya fitrah peran mendidiknya sebagai orangtua menjadi tumpul. Di sisi lain anak juga ga boleh belajar dan beraktifitas lain apalagi berdagang, ya bersekolah saja.
Para orangtua juga lupa bahwa mengadabkan anak dan kelurganya adalah kewajiban utamanya atau fardu ain, bukan kewajiban lembaga atau yayasan. Para orangtua juga lupa bahwa sekolah tidak punya cukup waktu mengadabkan siswanya, karena fokus berwacana prestasi akademis dan prestasi hafalan.
Pendidikan berbeda dengan persekolahan. Pendidikan adalah tanggungjawab orangtua, sementara sekolah mendukung saja dari sisi pengetahuan dan keterampilan. Negara cukup hanya kebijakan umum.
Pengetahuan dan keterampilan bukan adab, dan baru akan menjadi adab jika diberi hikmah sehingga mampu menempatkannya dengan tepat dalam kehidupan.
Dan hikmah ini diberikan Allah pada orangtua bukan sekolah. Luqman diabadikan dalam alQuran karena beliau adalah orangtua yang diberi hikmah dan syukur atas fitrah anak anaknya. Baru kemudian Luqman baru menanamkan adab pada Allah, pada orangtua dstnya.
Karenanya yang perlu dididik adalah para orangtua. Itulah mengapa Rasulullah SAW tidak mendirikan sekolah, tetapi mentarbiyah para orangtua, termasuk kemampuan mengadabkan keluarganya.
Mari menjadi orangtua yang beradab, belajar sepanjang hayat, berani mendidik anak, berani membuat perubahan, berani kembali ke fitrah peran
Salam Pendidikan Peradaban
#pendidikanberbasisfitrah
By : Harry Santosa
#pendidikanberbasisfitrah
By : Harry Santosa
Republished by
® Persaudaraan Muslim & Muslimah Indonesia
www.persaudaraanmuslimah.blogspot.com
Fp : Persaudaraan Muslim & Muslimah Indonesia
® Persaudaraan Muslim & Muslimah Indonesia
www.persaudaraanmuslimah.blogspot.com
Fp : Persaudaraan Muslim & Muslimah Indonesia
Daftar/Join ketik :
Nama # No WA # Akhwat # Status Menikah/Belum # Domisili
Nama # No WA # Akhwat # Status Menikah/Belum # Domisili
Kirim via WhatsApp (WA) ke :
Tria 0857-3006-5593(Akhwat)
"PERSAUDARAAN MUSLIM & MUSLIMAH hingga ke SYURGA"
0 Response to "PENDIDIKAN PERADABAN"
Post a Comment