Auf bin Malik berkata,
"Kami dahulu meruqyah di zaman jahiliyah, maka kami bertanya kepada Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam, "Ya Rosululloh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?" Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallambersabda, "Perlihatkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Sesungguhnya ruqyah tidak mengapa asal tidak ada kesyirikan."(HR. Abu Dawud disahihkan oleh Syaikh Albani)
Ruqyah yang tidak ada kesyirikan, seperti ruqyah dari ayat-ayat Alquran, dari doa-doa yang diajarkan Nabisholallohu 'alaihi wa sallam -dan ini lebih utama- atau dari doa-doa yang lain yang diketahui kebenarany maknanya, baik dengan bahasa arab maupun dengan selain bahasa arab.
Kemudian hendaknya orang yang meruqyah atau yang diruqyah, meyakini bahwa ruqyah hanyalah sebab semata. Tidak berpengaruh dengan sendirinya, dan tidak boleh seseorang bertawakal karena sebab tersebut. Seorang muslim mengambil sebab dan bertawakal pada Zat yang menciptakan sebab tersebut, yaitu Alloh subhanahu wa ta'ala.
Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Alloh, entah kepada jin atau wali sekalipun. Biasanya disebutkan di situ nama-nama mereka. Tidak jarang, jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Alquran atau dengan nama-nama Alloh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa arab. Tujuannya adalah satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu.
Ruqyah yang mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam, dalam sabda beliau :
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
"Sesungguhnya ruqyah, tamimah, dan tiwalah adalah syirik." (Shahih, HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad. Lihat Shahih Jami' Ash-Shaghir no. 1632)
0 Response to "HSI 1.11 : Ruqyah (Jampi-jampi)"
Post a Comment